Mengenai Saya

Foto saya
jika saya menilai diri saya sendiri maka sudut subjektif akan selalu menemani dengan setia maka alangkah lebih baiknya pembaca blog saya yang menilai tentang saya.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Jangan Salahkan Marx!!


Jangan Salahkan Marx!!
(andie)

            Sucikan aku, tak murni, tutup mataku.
Biarkan dokrin ini lekat dalam diriku.
Seringai – Puritan

Tulisan ini dimulai oleh lirik lagu, sebuah tema yang dicoba penulis angkat dalam wacana demokrasi yang bebas menyalurkan pendapat asal menjelaskan sebab-musabab mengapa berkata demikian.
Sebuah ketertakutan dan paranoia yang berlebihan jika kita mendengar kata MARX!! Sebuah nama yang membuat bulu kuduk merinding seperti melihat hantu, bahkan Marx sendiri mendeskripsikan idenya sebagai hantu dieropa dalam buku manifesto Komunis 1848. Hantu yang akan menganyang kekuatan ekonomi kapitalis yang mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia. 
Siapa sebenarnya Marx ini?? Karl Marx lahir 5 Mei 1818 di kota Trier atau biasa disebut dengan Traves, sebuah daerah Rheinland, diPrusia Jerman[1]. Marx mempunyai ayah bernama Hendrich Marx dan ibu Henriette.
Marx lahir sebagai manusia biasa, dia mengalami cobaan berat ketika diusia 6 tahun seluruh keluarganya harus pindah keyakinan dari Yahudi menjadi Lutheran. Jika kita pernah mendengar “agama adalah candu” yah, itu memang pendapat Marx tanpa dapat dibantah sama sekali, tapi kita tidak bisa serta merta menyalahkan Marx karena telah membeberkan pernyataan tersebut. Dalam tulisan Sumbangan untuk kritik terhadap filsafat hukum Hegel “kesengsaraan agamis mengekspresikan keadaan riil sekaligus merupakan protes terhadap kesengsaraan itu. Agama adalah keluhan para makhluk tertindas, jantung-hati sebuah dunia tanpa hati, jiwa untuk keadaan tak berjiwa. Agama menjadi candu rakyat. Menghapuskan agama sebagai kebahagian ilusioner untuk rakyat, berarti menuntut agar rakyat dibahagiakan dalam kenyataan” . Ada hukum kausal (sebab-akibat) sebab Marx memberikan pernyataan tersebut karena saat itu atau tepatnya pada dizaman Marx hidup, rata-rata masyarakatnya (Eropa) hanya memperdulikan kehidupan setelah mati dan terjadinya penyelewengan kaum gereja terhadap ajaran kristen dan itu yang disesalkan Marx karena masyarakat tidak sadar bahwa kehidupan mereka terjajah keyakinan bahwa hidup ini harus pasrah dengan keadaan berdasarkan prinsip feodalisme saat itu tanpa harus merubah situasi tersebut.
Marx banyak belajar dengan Hegel. Sebuah pemikiran Hegel yang populer adalah Dialektika (Perubahan). Dialektika adalah Thesis – Anti Thesis – Sintesis. Dengan menggunakan dunia Ide dan Materi, Hegel mencoba mendeskripsikan pemikirannya. Namun Marx mengadakan suatu pelajaran gerakan fikiran yang bersandar pada kebendaan dan menapikkan Ide.
Sebuah ideologi yang ditelurkan oleh Marx adalah Marxisme yang diambil oleh namanya sendiri. Banyak yang mengkalim bahwa merekalah sebagai pewaris marxisme, seperti yang dilakukan Lenin yang akhirnya membuat Rusia menjadi Komunis dan merubah nama menjadi Uni Soviet.
Sebenarnya gagasan komunis yang paling utama adalah seadil mungkin. Masyarakat komunis semestinya merupakan masyarakat dimana semua sumber daya alam-batubara, gas, emas, dan intan, misalnya menjadi milik rakyat, bersama dengan semua pertambangan dan perkakas yang dibutuhkan untuk menggalinya. Tidak seorangpun perlu membayar rekening listrik atau air. Semua pekerjaan dibagi rata diantara rakyat, berdasarkan kemampuan mereka, dan semua keuntungan akan diberikan kepada rakyat sesuai dengan kebutuhan mereka. Tidak deorangpun memiliki rumah sendiri. Masyarakat akan membangun dan menyediakan rumah bagi semua orang. Begitu masyarakat seperti itu berdiri dan berjalan, tidak dibutuhkan pemerintah atau penguasa, jadi semua orang setara. Dan kamu tidak bisa mendapat yang lebih adil dari itu.[2]
Adakah Marx sudah merealisasikan itu?? Semua ide dari Marx sama sekali belum dilaksanakan!! Sungguh masyarakat proletariat hanya sebuah gagasan dan belum pernah terwujud, bahkan di Uni soviet sekalipun!!
Jadi apakah Komunisme di Uni soviet?? Itu adalah komunisme ala Lenin!! Seratus persen ala Lenin!! Pernah lihat lambang partai komunis?? Pasti berupa Palu dan Arit, Palu adalah lambang dari buruh dan memang sangat sering disinggung oleh Marx melalui Das Kapital maupun Manifesto Komunis, namun ARIT?? Aih, inikan simbol kaum tani dirusia!! Itulah sebabnya mengapa nama Marxis ditambahkan dengan Leninisme (Marxis-Leninisme) menjadi Komunis yang berbasiskan massa Buruh dan Tani. Sementara itu di Cina, terdapat Mao Tse Tung sebagai pemimpin komunis yang akhirnya murtad dari Uni soviet, dan jika disimak lebih dalam, di Cina basis massanya adalah kaum Tani. Dengan fakta keras “desa mengepung kota” dapat kita bantah bahwa ini pemikiran Marx!! Dalam manifesto Komunis jelas tertulis “ kaum Proletar tidak akan kehilangan apa-apa kecuali belenggu mereka, kaum buruh sedunia bersatulah!!” sekali lagi kaum buruh bung!! Bukan kaum tani!!
Inilah logika. Logika ya itu ya dan tidak itu tidak. (A itu A, Non A itu, ialah Non A) Ya itu tak pernah sama dengan tidak (A bukan non A). Dua simpulan yang bertentangan, tak bisa benar keduanya[3]. Mengapa komunis identik dengan kaum buruh??mari sedikit kita membedah pikiran Marx.
Marx berpikir bahwa semua yang dihasilkan oleh kaum buruh tidak dapat menjamin mereka dapat hidup sejahtera karena terori nilai surplus. Sasaran Das kapital adalah tentang dialektika ataupun pergerakan. Kapitalisme sebagaimana ditekankan oleh Marx dihalaman pertama dari Capital, adalah suatu sistem produksi komuniti. Didalam sistem kapitalis para pemproduksi tidak sekedar menghasilkan bagi keperluanya sendiri, atau kebutuhan individu-individu yang mempunyai kontak pribadi dengan mereka; kapitalisme melibatkan pasar pertukaran (exchange value). Nilai pakai yang hanya `direalisasikan dalam proses konsumsi`  mempunyai acuan terhadap keperluan-keperluan dimana sifat-sifat suatu komoditi, suatu produk harus mempunyai nilai pakai; karena hal sebaliknya tidak akan berlaku. `Nilai-tukar` berkaitan dengan nilai yang dimiliki suatu produk bila ditawarkan untuk ditukarkan dengan produk lain. Berlawanan dengan nilai pakai, maka nilai tukar beranggapan adanya `suatu kaitan ekonomi yang pasti` dan tidak bisa dipisahkan dari suatu pasaran dimana benda-benda dipertukarkan; nilai-tukar hanya mempunyai arti dalam kaitanya dengan komoditi.[4]
Marx bicara tentang Buruh, suatu kaum yang terkena `nilai surplus`. Tidak pernah bisa sejahtera dan hidup tenang karena desakan ekonomi dari penghisap kapitalisme. Bung Karno pernah memberikan apresiasi yang mendalam tentang Marx dalam Memperingati 50 Tahunnya wafatnya Karl Marx : Dari muda sampai wafatnya, manusia yang haibat ini tiada berhenti-hentinya membela dan memberi penerangan pada simiskin, bagaimana mereka itu sudah menjadi sengsara, dan bagaimana jalanya mereka itu akan mendapat kemenangan: tiada kesal dan capainya ia bekerja dan berusaha untuk pembelaanya itu: selagi duduk diatas kursinya, dimuka meja tulisnya, begitulah ia pada 14 Maret 1883-lima puluh tahun yang lalu-  melepaskan napasnya yang penghabisan.[5]
Marx membicarakan kaum yang tertindas!! Karl Marx: dunia yang lebih adil bagi orang-orang biasa.[6] Lalu mengapa dia harus dimusuhi?? Founding father bangsa ini saja memberikan apresiasi lebih kepada beliau. Lalu apa yang salah dari Marx??
            Jelas yang salah bukan Marx!! Tapi para pengkalim sebagai pewaris Marxis yang menggunakan ide utama Marx sebagai pengagas perubahan yang radikal dan signifikan “demi sebuah perbaikan yang lebih baik”. Ini bukan cita – cita seorang Marx namun pula cita-cita semua manusia yang merasa tereksploitasi dan merasa tertekan dengan kesulitan ekonomi. Dimana ada rakyat yang kesulitan membayar uang masuk kuliah atau membayar kontrakan yang sudah masuk tenggang waktu namun ada pula yang sedang ongkang-ongkang kaki di BMW sambil tersenyum licik khas kapitalis yang menikmati nilai surplus dari buruh. Jadi mengapa Marx harus dimusuhi?? Hemat saya bukan Marx yang salah!! Tapi para pengkalim pewaris Marxis yang salah!! Mereka menggunakan dogma Marx sebagai “alat” untuk melegalisasi mereka supaya menjadi diktator atau lebih tepatnya menjadi diktator plotariat!! Bukankah dalam pikiran Marx, diktatur Ploretariat muncul ketika tiada kelas lagi?? Tapi ketika Lenin memimpin masih ada golongan Kapitalis dan Mao Tse Tung?? Setali tiga uang dengan Lenin!! Jadi para pengkalim Marxis ini terus berusaha menjadikan Marx sebagai “tameng” agar dilihat sebagai malaikat kaum susah namun sebaliknya, sebabnya kita tidak heran kesusahan melanda dan menyebabkan trauma kepada seluruh dunia bahwa Marxisme adalah “pemelaratan tanpa kelas”. Tidak!! Sekali lagi saya menolak dengan tegas!! Pikiran Lenin saja sudah menyimpang tentang “kesadaran kaum Buruh”, bagi Marx akan muncul suatu kesadaran kaum buruh untuk mengambil alat produksi dan menjadi hari yang lebih terang bagi mereka. Namun Lenin berbeda, dia berpendapat bahwa harus ada Partai untuk menyadarkan kaum Buruh, supaya ada partai garda depan untuk melawan kapitalisme. Sementara itu Stalin tidak lebih bodoh dari itu!! Ia mengangap Rusia bisa menjadi negara sosialis tanpa adanya revolusi sosialis dinegara lain. Itulah yang menyebabkan Uni Soviet bubar!! Karena memang seharusnya Buruh untuk Buruh!! Nothing else..
            Lalu bagaimana Marx bisa ditakuti?? Itulah yang penulis jabarkan, bahwa para pengkalim Marxlah yang salah!! Mereka membawa panji merah perlawanan dan dicap kiri oleh lawannya. Orang kanan menggap bahwa kiri bisa menggangu stabilitas keamanan dalam negeri sehingga merasa perlu diberikan issu bahwa mereka akan membuat keonaran dan kehancuran. Siapakah kanan ini?? Mereka adalah kaum Kapitalis yang didukung oleh kaum yang menginginkan suatu kemapanan yang permanen yang mereka sudah pegang sekarang. Sehingga perlu dibuat suatua peraturan dalam permainan yang kotor untuk menyiasati tidak adanya perubahan.
            Hal itu bisa dilihat pada peristiwa Madiun 1948. padahal itu hanya bermula dengan konflik internal tentara. Bung karno menamai itu dengan “Peristiwa Madiun” namun Orde baru lebih suka menyebutnya Kudeta PKI 1948. kemudian yang paling kontroversial adalah G.30.S yang memakai embel PKI atau tidak?! Aih, lagi-lagi begitu kejamnya sebuah jabatan sehingga tega menghakimi seseorang bahwa “dia bersalah”. Munculnya TAP MPRS NO XXV 1966 tentang pelarangan ajaran Marxis dan Komunis di Indonesia adalah “pukulan spesial” bagi para pembuat keonaran dan aktivis kaum tertindas.
            Tapi yakinlah, bahwa sejarah yang akan menjawab apakah sebegitu jahatnya Marx terhadap dunia?!?! Atau malah sebaliknya?!?! Yang jelas dunia sedang berdialektika mencari kebaikan yang sesuai dengan semangat zaman. Hanya kaum yang bodohlah yang menginginkan masa lalu dan menghakimi seseorang karena dosa yang tidak diperbuatnya.
            Mari merdekakan hati dan pikiran kita!!.
               


[1]Munir Che Anam, Muhammad SAW dan Karl Marx tentang masyarakat tanpa kelas, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008, hal 108
[2] Philip Ardagh, Einstain aja tahu!!! Tentang gagasan yang mengubah dunia, Jakarta, Scientiflic press, 2004, hal 6-7
[3] Tan Malaka, MADILOG, Jakarta, LPPM Tan Malaka, 2008, hal 194
[4] Anthony Giddens, Kapitalisme dan teori sosial modern suatu analisis karya tulis Marx, Durkheim dan Max webber, Jakarta, UIP, 2007, Hal 57
[5] Ir. Soekarno DiBawah Bendera Revolusi jilid I, Jakarta, yayasan Bung Karno, 2005,  hal 219
[6] Op cit hal 17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar