Ketika sedang melewati ibu kota maupun kota-kota besar,
apa yang sering anda dilihat ditepi – tepi jalan??Pedagang kaki lima. Iya,
pedagang kaki lima adalah istilah yang
digunakan untuk mendefinisikan pedagang yang berjualan dipinggir jalan. Saya
sempat berfikir mengenai ekonomi makro ketika melihat jumlah para pedagang yang
massif ini.
Sejauh ini para pedagang kaki lima dianggap sebagai
penyakit masyarakat dan secara kasar disamakan seperti gepeng (gembel dan
pengemis) mengapa demikian? Lihat SatPol PP mengejar penjaja kaki lima di
pinggir jalan ketika melakukan razia!berapa kalipun mereka merazia akan ada
kaderisasi yang baru, razia bukanlah solusi terbaik untuk masalah penyakit
masyarakat, dan apalagi mengkategorikan pedagang kaki lima termasuk dalam
penyakit sosial.
Sebenarnya apa yang kurang benar dalam industri ekonomi
kita?? Jawabnya simple namun solusinya sulit. Menurut saya jawabannya adalah
ketidak berpihakan pemerintah terhadap usaha kecil dan dikarenakan dari pasar
liberal dinegara kita. Solusinya dalah dengan berpihak kepada rakyat kita,
mengapa saya bilang sulit?? Ketika modal asing menancapkan kukunya di
indonesia, artinya akan ada perjanjian yang harus disetujui, dan menurut hukum
ekonomi yaitu “mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan menghindari kerugian
sekecil-kecilnya” dan inilah yang dilakukan pihak asing dengan memberikan modal
dengan syarat-syarat tertentu yang pastinya merugikan usaha rakyat kecil.
Padahal jika kita perhatikan betapa survive manusia Indonesia! Walau terkena krisis, mereka tetap mampu
beradaptasi dengan situasi yang ada, lihat dimana mereka “disuruh” mengkonversi
minyak tanah ke Gas, mereka memakan sagu saat beras sulit ditemukan, lihat bagaimana mereka bertahan hidup dengan
segala keterkurangan dimana-mana.
Hal inilah yang menginspirasi pedagang kaki lima meng-improve semua hal agar bisa bertahan
hidup. Baik dari membayar retribusi kepada pemda maupun kepada preman-preman
pasar. Semua dilakukan demi bertahan hidup, jika kita bandingkan dengan para
pemodal asing tentu para pedagang kecil ini tidak ada apa-apanya, namun jika
jauh bervisi, maka pedagang kecil ini bisa dijadikan aset garda terdepan dalam
perekonomian nasional, baik dalam bentuk kuliner maupun garmen. Seperti yang
dilakukan pemerintah Cina dengan home
industri, mengapa kita tidak tiru?? Namun sekali lagi diperlukan pemerintah
yang tegas untuk menentukan sikap.
Sekali lagi saya berfikir bahwa sebenarnya apakah
pemerintah serius meningkatkan perekonomian rakyat?? simbol perekonomian rakyat
adalah usaha kecil, negara kita bukan berpaham kapitalis, namun pancasilais
dimana dalam sila kelima disebutkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,
mari bersama-sama berfikir kritis dalam menentukan sikap terhadap modal asing,
saya bukan anti modal asing, namun jika untuk merugikan bangsa kita, tentu kita
tolak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar