Mengenai Saya

Foto saya
jika saya menilai diri saya sendiri maka sudut subjektif akan selalu menemani dengan setia maka alangkah lebih baiknya pembaca blog saya yang menilai tentang saya.

Kamis, 12 Juli 2012

Pemilukada Jakarta

(Menariknya Pemilu mini metropolitan)

Hanya ada satu kata yakni, MENARIK!! Setelah saya mengamati dan menelaah apa yang terjadi maka ada fakta politik yang terjadi pada saat Pemilukada Tanggal 11 Juli 2012. Pertama, banyaknya para calon pendaftar sebagai Bakal Calon sehingga terkompres menjadi enam calon Gubernur dan wakil gubernur. Jelas, dengan enam calon ini merupakan refleksi kota jakarta yang plural dan tidak seperti pemilukada kemarin yang cuma dua pasang calon. Kemudian yang mencalonkan diri adalah macan-macan Partai. Siapa yang tidak kenal Alex Noerdin? Hidayat Nur Wahid, Jokowi dan tentunya incombent Fauzi Bowo?? Dan kedua, munculnya poros (independen) yakni Faisal dan Hendarmaji. Independen sebagai sarana penduduk Jakarta yang sudah tidak percaya pada orang partai (tentu orang partai gusar, karena ini dianggap pemecah suara mereka) ketiga pada masa kampanye dan sesudah kampanye, banyak pihak yang menggunakan media on line sebagai propaganda, jelas ini sudah menunjukkan warga jakarta melek dengan teknologi, sehingga KPU tidak bisa menindaklanjuti kejadian tersebut karena hal itu tidak diatur dalam undang-undang KPU. Keempat, baru beberapa jam bilik suara di tutup tapi hasil quick count sudah memberitahukan bahwa pasangan Joko wi dan Ahok menjadi peringkat pertama lalu Fauzi dan Nachrowi menjadi peringkat dua, dan perolehan suara mereka dibawah dari 50%  sehingga harus dilakukan pemilukada putaran ke dua.
joko wi dan ahok sang fenomenal dari solo
Saya tertarik dengan sosok Joko wi, Joko wi harus banyak berterima kasih kepada media massa. Saya menggangap jika Joko wi (memang) menang di tahap awal adalah keinginan media massa. Publik atau pemilih tergantung media massa.! Media televisi sering sekali membicarakan mobil SMK (sebelum Joko wi maju menjadi calon Gubernur) atau melawan atasan saat membela PKL untuk tidak mendirikan pusat perbelanjaan kapitalis disuatu tempat. Sementara Foke kurang mendapat apresiasi media massa, dan monumen untuk mengingat beliau juga nyaris tidak ada sehingga kurang mendapat memori bersama. Media massa memberikan wacana segar tentang Joko wi, media memberikan sesuatu yang dianggap rasional dengan memberikan contoh kota yang telah ia pimpin, serta tingkat kepercayaan oang-orang kecil didaerah tersebut.
faisal-biem calon indipenden
Terlepas dari peran media massa, peran partai juga sangat besar, lihat betapa kuatnya solidaritas PKS terhadap Hidayat Nur Wahid?! Tapi sisi menarik dari Golkar yang tidak mendapat banyak suara pada pasangan Alex-Nono dan dibawah dari pasangan non partai seperti Faisal-Biem. Lalu Fauzi tidak mendapatkan suara mayoritass dikarenakan dilema dari partai pendukung mereka yakni Demokrat. Tapi Joko wi yang “terkesan” tidak peduli dengan partai malah mendapatkan nilai tertinggi menurut quick count. Tapi apakah yang terjadi dengan partai-partai ini? Mengapa menurunkan macan-macan partai??apakah terkait dengan Pemilu 2014?? Atau ingin menguasai sentral pemerintahan?? Atau mengamankan lahan basah?? Atau memang benar-benar mempunyai niat tulus membereskan jakarta walaupun berasal dari luar jakarta??(luhur sekali cita-cita mulai itu)
PKS punya peran penting di Pemilukada putaran 2
Lalu kemudian masalah golput juga masih tinggi, sekitar 30 persen lebih, artinya jika kita lihat ,banyak pemilih yang “sebenarnya” masih ragu dengan kapasitas pencalon maupun “apatis” dengan keadaan yang ada dengan contoh berlibur (karena bertepatan pencoblosan dengan libur sekolah). Yang pasti, dengan jumlah golput yang begitu besar serta pendistribusian kartu pemilih ataupun curat marutnya pemilukada, harus menjadi koreksi dari KPUD Jakarta.
Baiklah, sekarang kita siap menuju putara kedua jika hasil quick count benar adanya, tapi kita harus menunggu tanggal 20 Juli 2012 untuk kepastian yang resmi dari KPUD Jakarta. Jika memang benar apa yang terjadi tadi maka saya berpikir akan ada gubernur baru (jika) salah satu pasangan calon berhasil menggaet PKS atau mengharap suara dari para pemilih Independen memilih mereka. tapi saya berfikir pemilih Jakarta cukup pintar dengan mengharap “media massa” sebagai penerang wacana mereka, jadi menurut pendapat pribadi saya, yang menentukan pemenang pemilukada putaran kedua adalah media massa bukan partai.!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar