Hari
ini saya sudah masuk dalam rapat instansi pendidikan. Alhamdulilah masih diberi
kesempatan mengikuti rapat tentang sertifikasi walaupun saya belum
bersertifikat (belum halal dong??)hehehe. Sertifikasi guru ada karena
pemerintah meihat terjadi degradasi kuaitas guru, dengan kuantitasguru yang
tambah banyak tapi malah membuat kualitas pendidikan nasional menjadi turun
merupakan tanda tanya besar. Akhirnya orang-orang pinter di daerah sudirman
(baca Mendikbud) membuat sertifikasi sebagai solusi ini. Hal ini untuk meng”up
grade” kemampuan sang guru dalam mengajar (4 kemampuan guru, menurut saya yang
menjadi poin penting adalah aspek pedagogi). Namun lama kelamaan sertifikasi
pun mulai mengalami pergeseran makna, yang tadinya bersifat untuk kebaikan
tingkat pendidikan malah saya pikir stagnasi kualitas.
Masalah ini
menarik buat kami para kaum muda, dalam indikator penerimaan sertifikat dilihat
dari umur! What the maksud??mungkin kami berfikir bahwa orang tua yang sudah
mengabdi 20 sampai 40 tahun sebagai guru harus diapresiasi (dengan uang
tunjangan) walaupun secara kualitasnya pas-pasan ataupun pada tahun besok
beliau akan pensiun, tapi saya anggap kualifikasi dengan umur ini adalah salah
satu bentuk diskriminasi, jika mau memberikan label sertifikat berikan saja
secara langsung dan tidak perlu dengan proses yang “ngejelimet”, kasian sudah
tua, masih memikirkan administrasi secara teoritis (padahal ketika ngajar juga
ga perlu RPP).
Kemudian
masalah strata pendidikan, nampaknya S2 memberikan jalan yang lebih mudah bagi
para kaum guru yang masih S1 yang ingin mendapatkan label. Hal itu diperjelas
ketika hanya diintruksikan membuat “makalah” saja. Setelah membuat
makalah/penelitian maka proses berikutnya menjadi lebih gampang karena bisa
langsung menerima sertifikat.
Jika
melihat kecenderungan mayoritas (walaupun saya tidak melakukan survey ilmiah)
maka dapat saya simpulkan bahwa kebanyakan guru mengincar uang tunjangan
sertifikat tersebut (maklum guru lahan korupsinya sedikit) hehehe sah-sah saja
kita mendapat kan apa yang kita perjuangkan, Namun kalau semuanya “money
oriented” maka semuanya akan semu. Sertifikat yang anda pegang hanyalah sebuah
kertas yang agak tebal namun bisa hilang, tapi kualitas anda dalam mengajar
tentu tidak bisa hilang (kecuali hilang ingatan)hehehe.
Mari
kita sama-sama menata kehidupan yang lebih baik, walaupun tidak bersertifikat,
saya yakin ketulusan anda semua dalam mengajar sudah diberi label oleh Allah
dan dilegalisir oleh malaikat yang “saban” hari melototin kebaikan kita.
Yakinlah murid kita yang akan mengingat kita, bukan pak menteri yang namanya
aja saya gag kenal...akhir kata selamat berjuang guru bersertifikat dan tidak
bersertifikat...!!
Guru adalah garda depan PERUBAHAN!! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar