Mengenai Saya

Foto saya
jika saya menilai diri saya sendiri maka sudut subjektif akan selalu menemani dengan setia maka alangkah lebih baiknya pembaca blog saya yang menilai tentang saya.

Senin, 12 Desember 2011

hal yang paling melelahkan adalah mengejar bayangan dan hal yang paling menjengkelkan adalah berbicara dengan batu


Hal yang paling melelahkan adalah mengejar bayangan dan hal yang paling menjengkelkan adalah berbicara dengan batu. Sebuah kata-kata yang kalau kita artikan secara harfiah meimliki arti KOSONG!!, yaiyalah, mana bisa bayangan dikejar?? Dan apa mungkin batu bisa diajak bicara?? Mungkin kita semua akan tertawa dengan kata-kata diatas, dan memang tujuan saya adalah hal tersebut. Namun itu ditujukan untuk menelaah lebih dalam dari sebait kata.
Yang dimaksud mengejar bayangan adalah; mengejar semua cita-cita kita, suka tidak suka kita hidup pasti punya mimpi atau cita-cita, mimpi tersebut adalah bayang-bayang dari bentuk fisik tubuh kita, bayangan adalah refleksi dari diri kita. Manusia yang tidak mempunyai bayangan adalah drakula, sementara dalam mitos drakula adalah penghisap darah yang lazimnya “ganteng secara fisik” namun semu dalam kehidupan, karena takut sinar matahari. Percuma kalau anda ganteng tapi cuma bisa dilihat malam hari :P hehehe mengejar cita-cita (bayangan) adalah hal yang melelahkan, dan pastinya Tuhan tidak pernah memberikan ponten (meminjam istilah waktu zaman SD tentang nilai) tanpa memberikan ujian. Ujian yang datang adalah sebuah tes, apakah kita bisa melewati masa tersebut. Dalam menjalankan mimpi, kita perlu istiqomah dan tetap setia dengan semua mimpi yang kita kejar, jika sempat melenceng harus kita kembalikan kepada tujuan awal, dan tujuan awal itu mempunyai peran penting di mata Tuhan (karena semuanya bergantung niat).
Sementara itu arti dari kata hal yang paling menjengkelkan adalah berbicara dengan batu. Ya sebagai manusia biasa kita pasti mempunyai emosi, emosi adalah bentuk dari apresiasi diri. Emosi ini terkadang menutup rasionalitas kita, seperti berbicara dengan batu. Jelas batu adalah benda mati!! Mana bisa diajak bicara?? Namun bagi banyak orang, secara tidak sadar telah berbicara dengan batu. Contohnya?? Anda pernah melihat orang berdemo, sampai ada yang pake acara bakar diri (ckckckc) pernah melihat reaksi dari yang dikritik???NOTHING?? Why?? Karena mereka itu batu. Batu adalah sifat hati mereka, batu tidak mau mendengar dan sengaja seperti itu. Secara emosional manusia-manusia yang tinggal di senayan adalah pilihan rakyat tapi mengapa kepentingan rakyat tidak didengarkan?? (karena batu??) melihat hal tersebut maka kita beralih pada suatu konsep yang disebut “rasionalitas”, jika sudah tidak didengarkan apa perlu kita mendengarkan mereka??
Lalu apa maksud dari kata-kata diatas?? Apakah hanya sekedar majas?? Apakah hanya puisi tak bermakna atau hanya goresan tinta iseng?? Maksud hati adalah ingin memberitahukan bahwa kita harus mempunyai bayangan (motivasi untuk mengejar cita-cita) dan berbicara dengan batu adalah harus menggunakan akal rasional kita sebagai pola berfikir kita. Seperti kata-kata Rene Descrates “saya berfikir maka saya ada”  maka kita harus menggunakan Logika yang sesuai dengan waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar