Patutkah kita pesimis?? pertanyaan ini muncul begitu saja ketika sesuatu yang kita inginkan tidak tercapai. banyak cara menyikapi sebuah kegagalan, ada yang berkata bahwa kegagalan adalan kesuksesan yang tertunda, buat kaum fatalistik kegagalan ya KEGAGALAN, bukan sukses yang tertunda, dan parahnya, filosofi ini banyak dianut oleh manusia Indonesia. Melihat kegagalan adalah kehancuran adalah pemikiran pesimistik yang harus dirubah.
Paradigma yang harus dirubah adalah semua hal harus dikembalikan kepada Allah SWT, karena pada hakikatnya semua yang hidup pasti akan mengalami cobaan, baik itu hewan, tumbuhan apalagi manusia. Jika kita pernah mendengar bahwa manusia tidak akan diberi cobaan melewati kemampuannya maka seharusnya kita memrefleksi diri, bahwa hanya manusia manusia biasa akan mendapatkan cobaan yang biasa, namun jika manusia itu ditakdirkan menjadi besar dan hebat tentu cobaannya levelnya berbeda. Contoh kongkret ketika melihat ujian Siswa SD dengan Siswa SMA pasti berbeda,semua itu ditujukan untuk menaikkan level keimanan dan ketakwaan seseorang, meminjam istilah Marx tentang "pertentangan kelas" jadilah disini pertentangan kelas atau level cobaan amatir dan cobaan profesional.
Jadikan cobaan adalah bumbu kehidupan, jika anda berhasil melewatinya Insya Allah kebahagian akan muncul, karena menurut saya kebahagian adanya di dunia ide (pikiran) dan materi adalah manifesto dari ide. Intinya biarkan cobaan itu hidup dalam keseharian dan berusahalah yang terbaik serta serahkan semua kepada Allah. Mari kita merevolusi diri dan merubah pola pikir kita... SEMANGAT!! ^_^
Kita lihat, sejauh mana monumen kecerdasan dan pengetahuan lama bertahan daripada monumen kekuasaan atau kekuatan tangan. bukankah kata-kata Homer dapat bertahan lama selama 25 abad atau lebih, tanpa kehilangan satu suku kata atau huruf pun selama istana-istana, kuil-kuil, bangunan-bangunan, kota-kota pada waktu tertentu mengalami kehancuran dan keruntuhan. (FRANCIS BACON -The Advencement of Learning - 1605)
Mengenai Saya
- andie_achmad
- jika saya menilai diri saya sendiri maka sudut subjektif akan selalu menemani dengan setia maka alangkah lebih baiknya pembaca blog saya yang menilai tentang saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar