Mengenai Saya

Foto saya
jika saya menilai diri saya sendiri maka sudut subjektif akan selalu menemani dengan setia maka alangkah lebih baiknya pembaca blog saya yang menilai tentang saya.

Sabtu, 09 Juni 2012

Bulan Juni adalah Bulan Sukarno!


Bulan Juni adalah Bulan Sukarno! Saya banyak melihat spanduk bertuliskan demikian, suatu romantisme sejarah yang wajar saja terjadi. Melihat kharisma serta kegigihnya sang proklamator maka sebagai rakyat biasa saya amat mencintai beliau. Ir Sukarno adalah founding father bangsa ini, perannya nampaknya hanya bisa tergantikan oleh rekan seperjuangan beliau yakni Bung Hatta, walaupun demikian sebenarnya  kedua Proklamator ini mempunyai dinamika masing-masing namun keduanya tetap dwi-tunggal yang kita hormati. Saya kali ini tidak membahas biografi bung Karno dan tidak menceritakan secara runut peristiwa sejarah yang telah beliau lewati, namun saya akan mencoba memahami jalan pikiran beliau.
Bung Karno bersama Fidel Castro (kuba)
Jika kita berbicara tentang Bung Karno, maka kita harus memisahkan terlebih dahulu Sukarno sebagai seorang pemikir dan seorang politikus. Sukarno muda adalah pemikir yang radikal, massif dan nasionalis sejati. Dalam buku Dibawah bendera revolusi  jilid I bung Karno mencoba menggabungkan pemikiran Nasionalis, Agama dan Marxis yang nanti akan diaplikasikannya pada zaman Demokrasi Terpimpin “NASAKOM” (1959). Bung karno adalah seorang Nasionalis yang ingin menyatukan bangsa Indonesia, dia paham betul bahwa memerdekakan bangsa lebih penting dibanding perkakas alat aparatur negara (pada pra kemerdekaan Indonesia). MARHAEN adalah buah pikir orisinil bung Karno, Marhaen adalah istilah bagi pembeda PROLETAR di Eropa, mempunyai alat kerja tapi tetap miskin, itulah Marhaen, yang nantinya menjadi basis massa pada partai yang ia buat Partai Nasional Indonesia (PNI). Bung karno adalah pencinta seni, memiliki artistik yang tinggi, hal itu ia ungkapkan dalam buku “soekarno; penyambung lidah rakyat”, sementara dibuku tersebut Bung Karno mengatakan ia adalah manusia yang punya segudang ketertarikan, baik yang bersifat positif maupun negatif, sehingga dikatakan “aku dipuja sebagai dewa dan dibenci sebagai…” Bungkarno juga seorang penggagas dasar negara yakni PANCASILA. Lima butir yang bisa diperas menjadi tiga butir dan jika diperas kembali menjadi satu butir; NASIONALISME. Sunguh saya mencintai bung karno sebagai seorang pemikir.
Sementara itu bung Karno sebagai Politikus dimulai pada paska kemerdekaan Indonesia setelah Konferensi Meja Bundar (1949) Bung karno yang mulai Pragmatis, memang ide menggayang NEOKOLIM (Neo Kolonialisme dan Imperialisme) sangat brilian, dengan mengadakan Konferensi ASIA-AFRIKA dan KTT Non Blok. Namun Bung Karno lupa bahwa manifesto yang ia buat tidak menuju bumi tapi langit. Rakyat dipaksa membuat monumen, padahal perut mereka tidak terisi. Gejolak sosial semakin menjadi, saat Bung Karno mulai condong ke arak Kiri (Blok Komunis), padahal ia yang memprakarsai KTT Non Blok?! Kemudia kedekatan Indonesia dengan China membuat kestabilan politik memanas, Partai Komunis Indonesia (PKI) merasa diatas angin akan memenangkan pemilu ke dua setelah pada pemilu pertama (1955) mereka menjadi empat besar pemenang pemilu, apalagi kedekatan pemerintah dengan Cina akan membuat PKI dapat belajar (meminta bantuan) dengan Partai Komunis Cina (PKC). Sukarno juga memulai perang dengan Neokolim dengan melawan pembentukan Malaysia, dengan slogan GANYANG MALAYSIA! berharap dunia simpati dengan perjuan negara Indonesia yang baru merdeka ini. Tuntutan dilayangkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jika Malaysia diterima sebagai anggota tidak tetap PBB. Akhirnya Malaysia diterima dan Indonesia keluar dari PBB. Garis Besar Haluan negara yang berdasarkan MANIPOL USDEK juga hanya bersifat teoritis, Kemudian pengangkatan Sukarno menjadi presiden seumur hidup oleh MPRS adalah suatu pengkhianatan demokrasi, pemerintah seumur hidup hanya ada di sistem monarki, apakah kita kan berjalan mundur?? Ide-ide Sukarno sebagai politikus yang ingin menyebarkan Pancasila keseluruh dunia belum berhasil, slogan yang ia buat akhirnya menghampirinya dalam bentuk yang lain. Peristiwa G.30S adalah klimaks dari kebijakan politik yang menggantung. Kekuatan partai politik dan peran Militer dalam dinamikanya membuat Sukarno harus berhenti menjadi kepala negara yang sudah diangkat seumur hidup.
Soe Hok Gie dalam buku catatan seorang demonstran berkata “aku yakin bahwa Bung karno adalah manusia yang baik dan tragis hidupnya. Mungkin ia pernah membuat kesalahan politik yang besar, akan tetapi salah satu sebabnya adalah pembantu-pembantunya sendiri…” saya melihat bung Karno masih terkena pengaruh Feodal, dimana hanya ling kup kerajaan yang dapat berbincang dengan raja, dan dizaman moderen raja di ganti dengan presiden dan abdi dalem diganti dengan menteri. Soe Hok GIe menanbahkan “ Bung Karno seolah dijadikan tawanan dalam sangkar emas. Tanpa koneksi jangan harap dapat mejumpai beliau. Dan dalam suasana seperti ini ada suatu otak yang secara sistematis berusaha “mendekandensikan”nya. Sungguh bung Karno walaupun ada sisi buruknya namun jangan dilupakan pula kebaikkannya. Bung Karno, terima kasih. Jasamu akan selalu kami kenang. Mengutip judul pidato yang terkenal di mahasiswa sejarah “JAS MERAH” jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar