Mengenai Saya

Foto saya
jika saya menilai diri saya sendiri maka sudut subjektif akan selalu menemani dengan setia maka alangkah lebih baiknya pembaca blog saya yang menilai tentang saya.

Minggu, 12 Februari 2012

Teori anak tangga

teori anak tangga ^_^
Anda pernah menaiki anak tangga. Berapa jumlah anak tangga yang anda naiki?? Samakah dengan jumlah yang dituruni?? Pasti sama!? Apa maksudnya?? Dalam hidup kita pasti pernah mengalami cobaan. Cobaan dalam hidup itu seperti anak tangga. Ketika kita menjalani hidup dan mengalami cobaan yang durasinya menurut anda panjang, maka sepanjang itulah kesenangan yang anda dapatkan. Bisakah anda menjudge semua harapan itu?? Jawabannya tergantung anda.
Saya pernah menjabarkan antara ide dan materi. Ide-ide besar kita kadang berhenti dianak tangga dipertengahan atau malahan di awal. Jika kita melihat kembali teori bandula maka muncullah kausalitas. Tiada kita lihat orang-orang yang suskses maupun besar (bukan pengertian fisik) tanpa adanya cobaan yang berliku.
Manusia-manusia lemah, baru menapak dua anak tangga sudah mengeluh, padahal, jika anak tangga berikutnya berhasil dilalui dan mampu dilewati maka kesenagan akan ia dapat. Sabarlah wahai kawan!! Jangan cepat menyerah.

Jumat, 10 Februari 2012

analogi kurikulum Indonesia

Syahdan di tengah-tengah hutan belantara Sumatera berdirilah sebuah sekolah untuk para binatang dengan status “disamakan dengan manusia”, sekolah ini dikepalai oleh seorang manusia. Karena sekolah tersebut berstatus “disamakan”, maka tentu saja kurikulumnya juga harus mengikuti kurikulum yang sudah standar dan telah ditetapkan untuk manusia.
Kurikulum tersebut mewajibkan bahwa untuk bisa lulus dan mendapatkan ijazah ; setiap siswa harus berhasil pada lima mata pelajaran pokok dengan nilai minimal 8 pada masing-masing mata pelajaran. Adapun kelima mata pelajaran pokok tersebut adalah; Terbang, Berenang, Memanjat, Berlari dan Menyelam
Mengingat bahwa sekolah ini berstatus “Disamakan dengan manusia”, maka para binatang berharap kelak mereka dapat hidup lebih baik dari binatang lainya, sehingga berbondong-bondonglah berbagai jenis binatang mendaftarkan diri untuk bersekolah disana; mulai dari; Elang, Tupai, Bebek, Rusa dan Katak
Proses belajar mengajarpun akhirnya dimulai, terlihat bahwa beberapa jenis binatang sangat unggul dalam mata pelajaran tertentu; Elang sangat unggul dalam pelajaran terbang; dia memiliki kemampuan yang berada diatas binatang-binatang lainnya dalam hal melayang di udara, menukik, meliuk-liuk, menyambar hingga bertengger didahan sebuah pohon yang tertinggi.
Tupai sangat unggul dalam pelajaran memanjat; dia sangat pandai, lincah dan cekatan sekali dalam memanjat pohon, berpindah dari satu dahan ke dahan lainnya. Hingga mencapai puncak tertinggi pohon yang ada di hutan itu.
Sementara bebek terlihat sangat unggul dan piawai dalam pelajaran berenang, dengan gayanya yang khas ia berhasil menyebrangi dan mengitari kolam yang ada didalam hutan tersebut.
Rusa adalah murid yang luar biasa dalam pelajaran berlari; kecepatan larinya tak tertandingi oleh binatang lain yang bersekolah di sana. Larinya tidak hanya cepat melainkan sangat indah untuk dilihat.
Lain lagi dengan Katak, ia sangat unggul dalam pelajaran menyelam; dengan gaya berenangnya yang khas, katak dengan cepatnya masuk kedalam air dan kembali muncul diseberang kolam.
Begitulah pada mulanya mereka adalah murid-murid yang sangat unggul dan luar biasa dimata pelajaran tertentu. Namun ternyata kurikulum telah mewajibkan bahwa mereka harus meraih angka minimal 8 di semua mata pelajaran untuk bisa lulus dan mengantongi ijazah.
Inilah awal dari semua kekacauan.itu; Para binatang satu demi satu mulai mempelajari mata pelajaran lain yang tidak dikuasai dan bahkan tidak disukainya.
Burung elang mulai belajar cara memanjat, berlari, namun sayang sekali untuk pelajaran berenang dan menyelam meskipun telah berkali-kali dicobanya tetap saja ia gagal; dan bahkan suatu hari burung elang pernah pingsan kehabisan nafas saat pelajaran menyelam.
Tupaipun demikian; ia berkali-kali jatuh dari dahan yang tinggi saat ia mencoba terbang. Alhasil bukannya bisa terbang tapi tubuhnya malah penuh dengan luka dan memar disana-sini.
Lain lagi dengan bebek, ia masih bisa mengikuti pelajaran berlari meskipun sering ditertawakan karena lucunya, dan sedikit bisa terbang; tapi ia kelihatan hampir putus asa pada saat mengikuti pelajaran memanjat, berkali-kali dicobanya dan berkali-kali juga dia terjatuh, luka memar disana sini dan bulu-bulunya mulai rontok satu demi satu.
Demikian juga dengan binatang lainya; meskipun semua telah berusaha dengan susah payah untuk mempelajari mata pelajaran yang tidak dikuasainya, dari pagi hingga malam, namun tidak juga menampakkan hasil yang lebih baik.
Yang lebih menyedihkan adalah karena mereka terfokus untuk dapat berhasil di mata pelajaran yang tidak dikuasainya; perlahan-lahan Elang mulai kehilangan kemampuan terbangnya; tupai sudah mulai lupa cara memanjat, bebek sudah tidak dapat lagi berenang dengan baik, sebelah kakinya patah dan sirip kakinya robek-robek karena terlalu banyak berlatih memanjat. Katak juga tidak kuat lagi menyelam karena sering jatuh pada saat mencoba terbang dari satu dahan ke dahan lainnya. Dan yang paling malang adalah Rusa, ia sudah tidak lagi dapat berlari kencang, karena paru-parunya sering kemasukan air saat mengikuti pelajaran menyelam.
Akhirnya tak satupun murid berhasil lulus dari sekolah itu; dan yang sangat menyedihkan adalah merekapun mulai kehilangan kemampuan aslinya setelah keluar dari sekolah. Mereka tidak bisa lagi hidup dilingkungan dimana mereka dulu tinggal, ya…. kemampuan alami mereka telah terpangkas habis oleh kurikulum sekolah tersebut. Sehingga satu demi satu binatang-binatang itu mulai mati kelaparan karena tidak bisa lagi mencari makan dengan kemampuan unggul yang dimilikinya..
Tidakkah kita menyadari bahwa sistem persekolahan manusia yang ada saat inipun tidak jauh berbeda dengan sistem persekolahan binatang dalam kisah ini. Kurikulum sekolah telah memaksa anak-anak kita untuk menguasai semua mata pelajaran dan melupakan kemampuan unggul mereka masing-masing. Kurikulum dan sistem persekolahan telah memangkas kemampuan alami anak-anak kita untuk bisa berhasil dalam kehidupan menjadi anak yang hanya bisa menjawab soal-soal ujian.
niatnya baik tapi caranya salah -andie-
diambil dari:

Senin, 06 Februari 2012

Iklan hari ini

Hari ini kita membicarakan tentang realita media “propaganda” Indonesia, atau bahasa kerennya kita menyebut ini dengan IKLAN. Iklan adalah suatu bentuk promosi sesuatu untuk menarik konsumen/pembeli agar membeli produk yang diceritakan. iklan disini yang saya maksud adalah iklan di televisi. Iklan mempunyai durasi yang amat dibatasi.
iklan adalah sarana propaganda "andie"
Menurut saya iklan itu terbagi tiga macam. Iklan yang pertama adalah iklan yang baik, yakni iklan yang tidak lebay dan tepat pada fokus “jualan” dan menggunakan kata2 yang santun. Kedua iklan tidak fokus, yang berisikan materi iklan dengan artis yang menggunakan produk yang dijajakan (berasa aneh ga, ketika penyayi dangdut promosi tentang oli motor??apakah ketika nyayi, dia minum oli dulu biar jadi top one??), ketiga adalah iklan yang menghujat produk lain yang satu genre, sangat provokatif dan penuh dengan penghinaan secara halus (majas sebaliknya), pernah ngeliat penyayi es campur bilang “bukan rasa-rasa?” dikira kita semua ngga ngerti kalo dia lagi ngecengin produk minuman tetangga extra nyoss??. Itulah dinamika iklan di Indonesia, kadang miris juga melihat iklan gak bermutu dan tidak mendidik.
Iklan adalah sarana komunikasi untuk menjaring publik membeli barangnya, di Indonesia iklan yang paling tidak nyambung menurut saya adalah iklan produk rokok. Mungkin karena ada peraturan yang tidak boleh mempertontonkan adegan menghisap rokok makanya iklan rokok paling aneh, mulai dari bermain dengan macan, bikin drive thru,crew dangdut keliling dan banyak lagi keanehan yang ada, namun yang lebih anehnya lagi produk rokok yang diiklankan laku!! Hahaha kalo menurut saya tanpa di iklankan pun produk rokok memang pasti laku, karena di Indonesia anak SD saja sudah ngerokok, kalo di tarik perbandingan, yang berhenti satu orang (karena mati) tapi yang belajar ngerokok ada tiga orang jadi tidak masalah mati satu tumbuh seribu (bahasa puitisnya)hehe
Kembali kemasalah iklan, iklan yang baik adalah yang mempunyai visi dan misi yang jelas, atau lebih baik simple tapi mengena, ga perlu lebay dengan segala sesuatu yang ngga nyambung. that suck man!! Atau menghina, (kalo mau menghina produk sendiri aja, kaya Tukul) asaal jangan megang p*nt*t aja yaa (sori kelepasan om tukul)hihihi :p oke itulah opini saya mengenai iklan yang marak kita lihat ditelevisi, yang memang tontonan wajib kita.