Mengenai Saya

Foto saya
jika saya menilai diri saya sendiri maka sudut subjektif akan selalu menemani dengan setia maka alangkah lebih baiknya pembaca blog saya yang menilai tentang saya.

Minggu, 20 Januari 2013

Sumpah [pemuda] 28 Oktober 1928




                Semangat para pemuda yang imajiner masih tertera dalam sajak Sumpah Pemuda. Sebuah padanan kata yang indah menyatu dalah tulisan sumpah tersebut. Jika dilihat dari latar belakang, ide tentang nation memang masih langka pada zaman lalu. Sumpah pemuda lahir dikarenakan kebutuhan integrasi wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Wilayah Indonesia dahulu pada zaman penjajahan Belanda disebut Netherland Indische.
                Pemerintah Belanda sangat menyadari bahwa dengan membuat penduduk Nederland Indische terpecah maka mereka akan semakin lama menguasainya, strategi Devide at Impera adalah cara dimana penjajah memecah belah kekuatan tradisional saat tersebut, pola organisasi dan figur yang terlalu sentralistis membuat Belanda dengan mudah mematahkan perlawanan yang bersifat sporadis dan temporari. Perlawanan tradisional (zaman kerajaan Islam) paling lama adalah Kerajaan Aceh sampai tertangkapnya pembesar dari kerajaan Aceh, namun itupun perang Aceh terus dilakukan sampai Belanda menguasai total wilayah Nederland Indische.
                Masuknya ide liberalisme di Eropa membuat Belanda juga terkena imbasnya, politik Etis masuk ke Nederland Indische, Trias Politika ataupun politik etis yang di Indonesiakan menjadi politik balas budi (1)Edukasi (2)Irigasi (3)Emigrasi membuat bangsa ini sadar bahwa dengan persatuanlah keinginan merdeka bisa tersampaikan. Munculnya organisasi moderen membuat bangsa ini semakin pintar untuk menunjukkan sikap dan pola pikirnya, sifat kedaerahan memang masih muncul namun semakin pudar seiring perkembangan ide-ide dan gagasan yang bersifat nasional.
                Para pemuda mempunyai peranan dalam perjuangan. Mereka adalah generasi yang tercerahkan. Inilah yang membuat dinamika politik di Indonesia, bahkan dalam peristiwa menjelang proklamasi terdapat perselisihan pendapat antara golongan tua dan muda. Pemuda selalu menjadi simbol perubahan, bahkan Sukarno berkata 10 orang tua hanya bisa bercerita dan 1 orang pemuda bisa membuat cerita. Pemuda inilah yang diperlukan bangsa Indonesia, kreativ dan inovatif dalam hal yang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar