Semangat
para pemuda yang imajiner masih tertera dalam sajak Sumpah Pemuda. Sebuah
padanan kata yang indah menyatu dalah tulisan sumpah tersebut. Jika dilihat
dari latar belakang, ide tentang nation
memang masih langka pada zaman lalu. Sumpah pemuda lahir dikarenakan kebutuhan
integrasi wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Wilayah Indonesia dahulu
pada zaman penjajahan Belanda disebut Netherland
Indische.
Pemerintah
Belanda sangat menyadari bahwa dengan membuat penduduk Nederland Indische terpecah maka mereka akan semakin lama
menguasainya, strategi Devide at Impera
adalah cara dimana penjajah memecah belah kekuatan tradisional saat tersebut,
pola organisasi dan figur yang terlalu sentralistis membuat Belanda dengan
mudah mematahkan perlawanan yang bersifat sporadis dan temporari. Perlawanan
tradisional (zaman kerajaan Islam) paling lama adalah Kerajaan Aceh sampai
tertangkapnya pembesar dari kerajaan Aceh, namun itupun perang Aceh terus
dilakukan sampai Belanda menguasai total wilayah Nederland Indische.
Masuknya
ide liberalisme di Eropa membuat Belanda juga terkena imbasnya, politik Etis
masuk ke Nederland Indische, Trias
Politika ataupun politik etis yang di Indonesiakan menjadi politik balas budi
(1)Edukasi (2)Irigasi (3)Emigrasi
membuat bangsa ini sadar bahwa dengan persatuanlah keinginan merdeka bisa
tersampaikan. Munculnya organisasi moderen membuat bangsa ini semakin pintar
untuk menunjukkan sikap dan pola pikirnya, sifat kedaerahan memang masih muncul
namun semakin pudar seiring perkembangan ide-ide dan gagasan yang bersifat
nasional.
Para
pemuda mempunyai peranan dalam perjuangan. Mereka adalah generasi yang
tercerahkan. Inilah yang membuat dinamika politik di Indonesia, bahkan dalam
peristiwa menjelang proklamasi terdapat perselisihan pendapat antara golongan
tua dan muda. Pemuda selalu menjadi simbol perubahan, bahkan Sukarno berkata 10
orang tua hanya bisa bercerita dan 1 orang pemuda bisa membuat cerita. Pemuda
inilah yang diperlukan bangsa Indonesia, kreativ dan inovatif dalam hal yang
positif.